Rabu, 26 Januari 2011

Barack Obama


Proses pemilihan presiden di Amerika adalah sebuah drama politik yang melelahkan, lahir dari sejarah 200-an tahun, dan menjadi “buku panduan” bagi pemilihan presiden negara-negara lainnya. Dan hasilnya, mau tak mau diakui, akan berpengaruh bagi hidup banyak warga bangsa lainnya (antara lain: perang, terorisme, krisis finansial & teknologi yang berasal dari AS ). Namun ada yang membedakan proses tahun ini dibandingkan periode-periode sebelumnya. Tahun ini, pemilihan presiden Amerika Serikat menjadi semakin populer dan ikut diperhatikan oleh banyak orang dari berbagai golongan dan kelas: dari warga anak kecil di Kenya sampai tante-tante di Tegal, dari Hawai sampai Munich . Pemicunya adalah kandidat bernama Barack Obama. Obama bagi banyak golongan adalah simbol sekaligus cermin dan juga fenomena.

Obama adalah manusia abu-abu, lahir dan besar dalam persimpangan budaya yang membuatnya kesulitan mencari jatidiri di awal masa hidupnya. Anak dari seorang Kenya berkulit hitam legam dan ibu Amerika berkulit seputih susu, dibesarkan secara sederhana dalam budaya kulit putih namun memilih untuk mengidentifikasi dirinya sebagai seorang laki-laki kulit hitam. Sejak kecil hanya bermimpi menjadi pemain basket profesional di NBA, dan berlabuh menjadi politisi papan atas. Sebuah biografi yang tak lazim bagi seorang kandidat presiden Amerika (dimana kecurigaan dan luka akibat politik diskriminasi warna kulit dimasa lalu belum hilang sama sekali), sekaligus biografi yang menginspirasi banyak orang.


Keabu-abuan ini sempat menjadikan Obama sebagai sasaran tembak lawan politiknya, dari tuduhan Obama adalah muslim, Obama tidak lahir di tanah Amerika sampai Obama adalah sosialis. Namun kejelian Obama dalam memanfaatkan biografi dirinya sebagai bukti kehebatan demokrasi di AS (Obama sering mengungkapkan: “apa yang bisa saya capai hanya bisa terjadi di negara ini, tidak di manapun”), kemampuannya memahami keinginan publik serta memformulasikan mantra perubahan dalam cara berpolitik membuatnya bisa mengarungi kerasnya jagat politik di AS. Muncul sebagai kandidat terpilih dari Partai Demokrat dengan terlebih dahulu merontokkan mesin politik kelas kakap milik dinasti Clinton, setelah pertarungan panjang dan melelahkan selama 8 bulan.

Kampanye melawan kandidat Partai Republik, John McCain, jelas bukan hal yang mudah baginya. McCain adalah figur pahlawan AS, seorang veteran perang dari keturunan pembesar Angkatan laut AS (ayah dan kakek McCain adalah admiral), pernah mendekam dipenjara Vietkong dan menerima siksaan komunis Vietnam selama lima tahun. Obama yang relatif jauh lebih muda (47 tahun, Mc Cain 72 tahun) dan minim pengalaman politik (McCain telah menjadi anggota konggres AS sejak 26 tahun lalu). Namun sekali lagi Barack Obama berhasil melalui tantangan didepannya.

obama_shell_01

Strategi kampanye Obama sejak awal telah mengubah peta dan strategi politik di AS. Kemampuannya mengeksploitasi teknologi dengan memaksimalkan potensi internet dan telepon selular sebagai basis jaringan kampanyenya menjadikannya sebagai kandidat dengan total sumbangan kampanye terbesar sepanjang masa ( 600-an Juta Dolar). Organisasi lapangan yang rapih, efisien dan tanpa lelah menjadikan Obama sebagai kandidat dengan perolehan suara terbesar sepanjang masa. Ia mampu mengubah daerah yang secara tradisional selalu berpihak pada partai musuhnya mengubah haluan. Kemampuannya menampilkan citra pembaharu menginspirasi kaum muda serta menjadikan McCain layaknya tokoh tua yang mulai pikun.

Kelihaiannya mengeksploitasi krisis finansial dan kemerosotan ekonomi AS di dunia menjadi senjata yang mematikan yang melumpuhkan John McCain. Pembawaan yang kalem dan matang juga membuat pengalaman dan status pahlawan yang disandang McCain seolah lenyap begitu saja.

Rakyat Amerika telah memilih dan mempercayai seorang presiden kulit hitam pertama dalam sejarah mereka. Barack Obama menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat, menjadi pemimpin negara adidaya tunggal yang sedang dirongrong krisis ekonomi dan perang yang tak berkesudahan. Obama mengakhiri kampanye panjangnya selama 22 bulan sebagai pemenang. Seorang tokoh yang lahir dalam persimpangan budaya dunia telah muncul, dan dunia akan menantikan sejauh apa pencapaiannya.
 
back to top